11 Jan 2014

Yang Pertama, Yang Terlupakan

BANDAR UDARA KEMAYORAN


Halo! Assalamu’alaykum teman.

Apa kabar kalian? Semoga selalu dalam keadaan baik. Aamiin.

Tahukah kalian Bandara Internasional Soekarno-Hatta? Hmm.. atau Bandar udara Halim Perdana Kusuma? Tentu sebagian besar dari kalian tahu tentang keberadaan tempat-tempat tersebut. Tapi, tahukah kalian Bandar Udara Kemayoran? Mungkin mayoritas dari kalian akan menjawab “Tidak” atau.. “Ha? Emang ada?” Hmmm.. ya, jawaban-jawaban seperti itu sudah sering sampai ke telinga saya. Tahukah kalian? Bandar Udara Kemayoran merupakan Bandara Internasional pertama untuk Indonesia. Dan kali ini, saya akan sedikit membahas tentang Bandar Udara Pertama Indonesia, Bandara Kemayoran.




Bandara Kemayoran merupakan Bandar Udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan Internasional. Tempat yang diresmikan pada tanggal 8 Juli 1940 ini dibagun sejak tahun 1934 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pengoperasian landasan sudah dimulai sejak mendaratnya pesawat DC-3 Dakota milik penerbangan Hindia Belanda, yang terbang dari landasan Tjililitan (sekarang Halim Perdana Kusuma) pada tanggal 6 Juni 1940.

Sepanjang tahun 1940-1942 Bandara Kemayoran berada di bawah kendali Pemerintah Belanda dan dikelola oleh KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij). Banyak pesawat yang telah dikeluarkan di Bandar udara ini. Seperti pada hari peresmiannya, beberapa pesawat seperti, DC-2 Uiver, DC-3 Dakota, Fokker F-VIIb 3m dan Grumman G-21 Goose mulai dikeluarkan oleh KNILM. Pada tahun yang sama dengan peresmian, diselenggarakanlah Pameran Kedirgantaraan yang pertama. Acara ini sengaja diselenggarakan bertepatan dengan Ulang Tahun Raja Belanda, yaitu pada 31 Desember 1940.

Pada tahun 1942-an, Jepang mulai menyerang Hindia Belanda. Bandar Udara Kemayoranpun tak luput dari serangan Jepang kala itu. Tanggal 9 Febuari 1942, Jepang menyerang Bandara Kemayoran. Beberapa pesawat milik KNILM seperti dua DC-5, dua Brewster dan sebuah F-VII,  terkena serangan Jepang. Sehingga beberapa pesawat lainnya diungsikan ke Australia. Dan semenjak itulah, Bandar Udara Kemayoran diambil alih oleh Jepang. Hingga tahun 1945, pesawat-pesawat Jepang mengisi Landasan Kemayoran.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Bandara Kemayoran belum sepenuhnya jatuh ke tangan Pemerintah Indonesia. Setelah Jepang, Bandar Udara ini dikelola oleh NICA-Belanda karena pada saat itu pemerintahan Indonesia berada di Yogyakartadan perang masih berlangsung. Barulah pada tahun 1950, pengoperasian Bandar Udara Kemayoran berada sepenuhnya di tangan Pemerintah Indonesia.



Pada tahun 1950 mulailah Pemerintah RI mengambil alih Bandara Kemayoran. Dan pada tahun 1958 Bandar Udara ini dikelola oleh Djawatan Penerbangan Sipil yang sekarang dikenal dengan Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Selanjutnya, di tahun 1960 pengelolaan Bandara Kemayoran diserahkan kepada BUMN yang bernama ‘Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran’. (gambar: suasana ruang tunggu).

Di tahun 1970, karena kesibukan yang begitu padat di Bandara kemayoran, akhirnya Pemerintah meresmikan Bandara Halim P K sebagai Bandara Internasional pada 10 Juli. Sedangkan, Bandara kemayoran hanya melayani penerbangan domestik saja. Dan akhirnya pada tanggal 1 Juni 1984 Bandara Kemayoran resmi ditutup.

Selama beroperasi, Bandar Udara Kemayoran juga memiliki beberapa catatan duka. Seperti, sebuah Beechrafft yang mengalami musibah saat mendarat, Convair 340 yang mendarat tanpa roda, dan bahkan sebuah pesawat yang berangkat dari Bandara Kemayoran dan kabarnya tak pernah mendarat lagi di Landasan manapun.


Dengan ditutupnya Landasan Penerbangan ini, berakhir pula lah semua kemegahan dan kegagahan Bandara Internasional. Sebenarnya, setelah resmi ditutup, Pemerintah memeliki beberapa gagasan untuk tetap melestarikan tempat bersejarah ini. Namun, semua ide-ide tersebut kandas setelah adanya Krisis Asia di tahun 1990-an. Bahkan, menara penerbangan di bekas lapangan udara ini disebut sebagai ‘Menara Kesenjangan’.



Kini, bangunan megah tersebut sudah mulai rusak termakan usia. Bangunan tersebut telah menjadi saksi bisu akan kejayaan kedirgantaraan Indonesia pada masa itu. Bahkan, tahukah kalian? Arah tunjuk Patung Pancoranpun mengarah pada satu titik ini. Selain itu, pada salah satu seri komik Tin-Tin yaitu Penerbangan 714 ke Sydney, juga menampilkan gambar Menara kemayoran dalam kondisi yang sebenarnya.


Semoga tulisan saya kali ini dapat sedikit mengingatkan kalian akan sejarah Negara ini. Karena, seperti kata Sang Proklamator “Jangan Sekali-kali meninggalkan sejarah”.

See ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar