17 Jan 2014

SANG PERINTIS DI BIDANG MEDIS




Peradaban Islam telah banyak mempengaruhi kehidupan di dunia. Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang menghasilkan karya-karya hebat yang hingga kini masih dipergunakan dalam bidangnya masing-masing. Tak terkecuali dalam bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran, Islam telah menyumbangkan beberapa karya tulis dari ilmuwan-ilmuwan hebatnya. Sebut saja Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi. Kali ini saya akan membahas sedikit tentang biografi beserta hasil karya  beberapa ilmuwan muslim di bidang kedokteran. 



1.      Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi

Lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan wafat 9 oktober 925 , seorang pakar kedokteran ini sudah banyak memberikan kontribusi dalam bidang kedokteran. Di Barat, ia dikenal dengan sebutan ‘Rhazes’. Ia mulai menekuni bidang kedokteran setelah sebelumnya menjadi seorang alkemi (pakar kimia). Akibat eksperimen-eksperimen yang dilakukannya, penglihatannyapun menjadi rusak dan akhirnya mencari dokter untuk menyembuhkan matanya.
Setelah dirasa cukup dalam menekuni bidang kedokteran, ia kembali pulang ke kampung halamannya dan menjadi dokter istana Pangeran Abu Saleh Al-Mansur. Beberapa tahun kemudian, Ar-Razi pindah ke Baghdad dan menjadi Kepala Rumah Sakit di Baghdad dan menjadi dokter pribadi khalifah.
Ilmuwan ini banyak menyumbangkan kontribusinya dalam bidang kedokteran. Seperti, memberi penjelasan seputar penyakit cacar dan alergi, serta menyumbangkan beberapa ilmu dalam beberapa bukunya. Buku pertama yang dihasilkannya adalah “Al-Mansuri” (Liber Al-Mansofis) yang sengaja ia tulis untuk Pangeran Abu-Saleh Al-Mansur. Bukunya yang lain berjudul “Al-Murshid” yang mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit. Ada juga “Al-Hawi”, buku yang menjadi salah satu rujukan skolah kedokteran di Paris ini terdiri dari 22 volume.


2.      Ibnu Al-Nafis

Ilmuwan kelahiran Damaskus (sekarang Suriah) pada tahun 1210 ini, merupakan salah satu ilmuwan muslim yang telah menyumbangkan banyak kontribusi di bidang kedokteran. Tahukah kalian? Ibnu Al-Nafis adalah seorang ilmuwan muslim pertama yang mampu menjelaskan tentang peredaran darah manusia dan juga orang pertama yang berhasil mendokumentasikan sirkuti paru-pru. Maka dari itu, ilmuwan satu ini disebut sebagai Bapak Fisiologi Sirkulasi.
            Karya-karyanya dalam bidang kedokteran, merupakan karya yang sangat terkenal dan juga berpengaruh bagi peradaban kedokteran. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Commentary on the Anatomy of Canon of Avicenna. Buku tersebut menggambarkan tentang sistem peredaran darah dan paru-paru. Sayangnya, karya ini dengan mudah diabaikan begitu saja. Secara besar-besaran karya-karyanya tak tercatat. Dan sampai akhirnya ditemukan di Berlin, Jerman pada pada 1924.
            Ibnu Nafis menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 1288 di Kairo (Sekarang Mesir).


3.      Ibnu Sina

Dokter Muslim satu ini dikenal di dunia barat denga sebutan Avicenna. Lahir di Persia (Sekarang Uzbekistan) pada tahun 980 M. Ia merupakan seorang ahli filsuf, ilmuwan dan juga dokter. Bagi hal layak luas, Ibnu Sina dikenal sebagai “Bapak Kedokteran Modern” Karena karya-karya di bidang kedokteran. Ia memulai karirnya sebagai dokter di usia 17 tahun. Popularitasnya dimulai semenjak ia mengobati salah satu penguasa di Dinasti Samaniah.
Karyanya yang paling terkenal adalah Al Canon fi Al-Tibb. Kitab ini berisi penjelasan tentang kesehatan dan kedokteran dengan sejuta kata. Sampai abad 17, kitab ini dipakai di salah satu Universitas di Eropa. Selain kitab tersebut, ada satu kitab yang menjelaskan tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kitab itu diberi judul “Asy-Syifa” (Nama saya^^ hihi). Dalam bahasa latin, kita ini dikenal dengan nama Sanati.
Avicenna wafat di tahun 1037 di Hamdan, Iran. Kontribusinya dalam bidang kedokteran sangat mempengaruhi peradaban kedokteran hingga saat ini.


4.      Al-Zahrawi

Lahir di tahun 930 M, ilmuwan bernama lengkap Abul Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi ini merupakan seorang dokter bedah terkemuka. Orang-orang barat mengenalnya dengan sebutan Abulcasis. Lahir di Kordoba, Spanyol, membuatnya dapat menempuh pendidikan disana.
Al-Zahrawi menjadi dokter istana pada masa khalifah Abdel Rahman III. Hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan juga mengobati korban-korban kecelakaan saat perang.
Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah “Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif”. Dalam kitab ini, Al-Zahrawi mengupas habis tentang ilmu bedah, dan juga ilmu kedokteran secara umum. Hingga abad ke-17, buku ini masih digunakan di Eropa untuk berbagai macam kepentingan. Produk kosmetika (hand lotion, dsb) yang ada sampai saat ini juga merupakan hasil karya dari Al-Zahrawi.
Abulcasis tutup usia setelah 2 tahun kota kelahirannya dijarah (1031 M). Meski Spanyol kini bukan kota yang mayoritas Muslim lagi. Tapi, salah satu nama jalan di negri ini masih menggunakan nama “Calle Abulcassis”. Dan rumah No.6 di jalan tersebut, diyakini sebagai rumah Al-Zahrawi di masa lampau. Dan kini rumah itu dijadikan sebagai cagar budaya oleh badan Kepariwisataan Spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar