Peradaban Islam telah banyak
mempengaruhi kehidupan di dunia. Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang
menghasilkan karya-karya hebat yang hingga kini masih dipergunakan dalam
bidangnya masing-masing. Tak terkecuali dalam bidang kedokteran. Dalam bidang
kedokteran, Islam telah menyumbangkan beberapa karya tulis dari ilmuwan-ilmuwan
hebatnya. Sebut saja Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi.
Kali ini saya akan membahas sedikit tentang biografi beserta hasil karya beberapa ilmuwan muslim di bidang kedokteran.
1.
Abu
Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi
Lahir pada tanggal 28 Agustus 865
Masehi dan wafat 9 oktober 925 , seorang pakar kedokteran ini sudah banyak memberikan
kontribusi dalam bidang kedokteran. Di Barat, ia dikenal dengan sebutan ‘Rhazes’. Ia mulai menekuni bidang
kedokteran setelah sebelumnya menjadi seorang alkemi (pakar kimia). Akibat
eksperimen-eksperimen yang dilakukannya, penglihatannyapun menjadi rusak dan akhirnya
mencari dokter untuk menyembuhkan matanya.
Setelah dirasa cukup dalam menekuni
bidang kedokteran, ia kembali pulang ke kampung halamannya dan menjadi dokter
istana Pangeran Abu Saleh Al-Mansur. Beberapa tahun kemudian, Ar-Razi pindah ke
Baghdad dan menjadi Kepala Rumah Sakit di Baghdad dan menjadi dokter pribadi
khalifah.
Ilmuwan ini banyak menyumbangkan
kontribusinya dalam bidang kedokteran. Seperti, memberi penjelasan seputar
penyakit cacar dan alergi, serta menyumbangkan beberapa ilmu dalam beberapa
bukunya. Buku pertama yang dihasilkannya adalah “Al-Mansuri” (Liber
Al-Mansofis) yang sengaja ia tulis untuk Pangeran Abu-Saleh Al-Mansur. Bukunya
yang lain berjudul “Al-Murshid” yang mengupas tentang pengobatan berbagai
penyakit. Ada juga “Al-Hawi”, buku yang menjadi salah satu rujukan skolah
kedokteran di Paris ini terdiri dari 22 volume.
2.
Ibnu
Al-Nafis
Ilmuwan kelahiran Damaskus (sekarang
Suriah) pada tahun 1210 ini, merupakan salah satu ilmuwan muslim yang telah menyumbangkan
banyak kontribusi di bidang kedokteran. Tahukah kalian? Ibnu Al-Nafis adalah
seorang ilmuwan muslim pertama yang mampu menjelaskan tentang peredaran darah
manusia dan juga orang pertama yang berhasil mendokumentasikan sirkuti
paru-pru. Maka dari itu, ilmuwan satu ini disebut sebagai Bapak Fisiologi
Sirkulasi.
Karya-karyanya
dalam bidang kedokteran, merupakan karya yang sangat terkenal dan juga
berpengaruh bagi peradaban kedokteran. Salah satu karyanya yang terkenal adalah
Commentary on the Anatomy of Canon of
Avicenna. Buku tersebut menggambarkan tentang sistem peredaran darah dan
paru-paru. Sayangnya, karya ini dengan mudah diabaikan begitu saja. Secara besar-besaran
karya-karyanya tak tercatat. Dan sampai akhirnya ditemukan di Berlin, Jerman
pada pada 1924.
Ibnu
Nafis menghembuskan nafas terakhirnya di tahun 1288 di Kairo (Sekarang Mesir).
3.
Ibnu
Sina
Dokter Muslim satu ini dikenal di
dunia barat denga sebutan Avicenna. Lahir
di Persia (Sekarang Uzbekistan) pada tahun 980 M. Ia merupakan seorang ahli
filsuf, ilmuwan dan juga dokter. Bagi hal layak luas, Ibnu Sina dikenal sebagai
“Bapak Kedokteran Modern” Karena karya-karya di bidang kedokteran. Ia memulai
karirnya sebagai dokter di usia 17 tahun. Popularitasnya dimulai semenjak ia
mengobati salah satu penguasa di Dinasti Samaniah.
Karyanya yang paling terkenal adalah Al Canon fi Al-Tibb. Kitab ini berisi
penjelasan tentang kesehatan dan kedokteran dengan sejuta kata. Sampai abad 17,
kitab ini dipakai di salah satu Universitas di Eropa. Selain kitab tersebut,
ada satu kitab yang menjelaskan tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya.
Kitab itu diberi judul “Asy-Syifa” (Nama saya^^ hihi). Dalam bahasa latin, kita
ini dikenal dengan nama Sanati.
Avicenna wafat di tahun 1037 di
Hamdan, Iran. Kontribusinya dalam bidang kedokteran sangat mempengaruhi
peradaban kedokteran hingga saat ini.
4.
Al-Zahrawi
Lahir di tahun 930 M, ilmuwan bernama
lengkap Abul Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi ini merupakan seorang dokter
bedah terkemuka. Orang-orang barat mengenalnya dengan sebutan Abulcasis. Lahir di
Kordoba, Spanyol, membuatnya dapat menempuh pendidikan disana.
Al-Zahrawi menjadi dokter istana pada
masa khalifah Abdel Rahman III. Hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku
kedokteran dan juga mengobati korban-korban kecelakaan saat perang.
Salah satu karyanya yang paling
dikenal adalah “Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif”. Dalam kitab ini, Al-Zahrawi
mengupas habis tentang ilmu bedah, dan juga ilmu kedokteran secara umum. Hingga
abad ke-17, buku ini masih digunakan di Eropa untuk berbagai macam kepentingan.
Produk kosmetika (hand lotion, dsb) yang ada sampai saat ini juga merupakan
hasil karya dari Al-Zahrawi.
Abulcasis tutup usia setelah 2 tahun
kota kelahirannya dijarah (1031 M). Meski Spanyol kini bukan kota yang
mayoritas Muslim lagi. Tapi, salah satu nama jalan di negri ini masih
menggunakan nama “Calle Abulcassis”. Dan rumah No.6 di jalan tersebut, diyakini
sebagai rumah Al-Zahrawi di masa lampau. Dan kini rumah itu dijadikan sebagai
cagar budaya oleh badan Kepariwisataan Spanyol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar